Rabu, 11 Maret 2015

Menjelajahi Tujuh Kampung Tradisonal Indonesia


Penjual Cinderamata di Kampung Naga

VIVA.co.id - Indonesia terdiri dari beberapa suku, bahasa, budaya dan kepercayaan. Semua itu bercampur dan berbaur menjadi sebuah kelompok di berbagai daerah. Perlu diingat semua keanekaragaman tersebut sebagai peninggalan nenek moyang tak tidak dapat dihilangkan begitu saja karena menjadi jati diri desa tersebut.

Temukan kebudayaan unik kampung tradisional di Indonesia dengan mengunjungi salah satu kampung tradisional di mana penduduknya masih mempertahankan kebudayaan aslinya.
Kampung tradisional tersebar di segala penjuru Indonesia dan menawarkan kesempatan untuk merasakan hal yang unik khas Indonesia, tempat di mana kepercayaan kuno dan masih mendominasi kehidupan sehari-hari.

Biasanya para penduduk setempat di kampung tradisional masih sering melakukan adat istiadat, melakukan ritual, kesenian serta masih mengenakan pakaian tradisional. Daya tarik utama kampung ini adalah kesempatan untuk melihat dan merasakan perbedaan budaya yang masih asli, bebas dari pengaruh modernisasi.
Mengunjungi kampung tradisional merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan menawarkan kesempatan langka untuk memeluk suasana perkampungan yang masih belum terjamah.

Kampung Naga

Perkampungan ini dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya dalam adat Sunda. Keadaan Kampung Naga masih sangat lestari. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar karena adanya ketakutan merusak kelestarian kampung tersebut.

Kampung ini berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya.

Letak geografis kampung ini di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga.

"Masyarakat Kampung Naga sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pengrajin. Hasil kerajinan mereka dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung naga. Adapun hasil kerajinannya seperti tas rajut, topi rotan, dan pernak-pernik khas kampung naga," ujar Billy salah seorang pengunjung Kampung Naga.

Kampung Adat Pulo

Kampung Adat Pulo merupakan perkampungan yang terdapat di dalam pulau di tengah kawasan Situ Cangkuang. Kampung Pulo ini sendiri terletak di Desa Cangkuang, Kampung Cijakar, kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Menurut cerita masyarakat, Kampung Pulo merupakan sebuah kampung kecil, yang terdiri dari enam bangunan rumah dan satu bangunan masjid. Menurut legenda, keberadaan Kampung Adat Pulo berkaitan dengan Embah Dalem Arif Muhammad, utusan dari kerajaan Mataram Islam yang ditugaskan untuk menyerang VOC di Batavia.

Kampung Bena

Ini merupakan salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 kilo meter selatan Bajawa. Kampung yang terletak di puncak bukit dengan latar Gunung Inerie.

Kampung saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal.

Kampung Setu Babakan

Tidaklah sulit mencari sebuah tempat yang masih menjaga kelestarian budayanya. Pun tidak perlu pergi jauh ke luar kota. Cukup berkunjung ke daerah Srengseng, Jakarta Selatan.

Di daerah tersebut, terdapat kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.

Memasuki perkampungan betawi tersebut, hawa sejuk dan gemercik air danau membangkitkan rasa ingin tahu apa saja yang ditawarkan di tempat ini. Di tengah perjalanan ada sekumpulan pedagang menjajahkan makanan khas Betawi, seperti kerak telor, laksa, bir pletok, dan dodol Betawi. [Baca juga: Menilik Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan]

Kampung Cipta Gelar

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat yang mempunyai ciri khas. Kampung ini juga memegang tradisi yang masih kuat oleh masyarakat setempat. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut masyarakat kasepuhan.

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama baru untuk Kampung Ciptarasa. Ciptagelar sendiri memiliki arti yaitu terbuka atau pasrah. Kepindahan Kampung Ciptarasa ke kampung Ciptagelar lebih disebabkan karena "perintah leluhur" yang disebut wangsit.

Kampung Takpala

Kampung tradisional Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Perjalanan ke Takpala dari Bandar Udara Mali, Alor, bisa ditempuh dengan ojek sepeda motor.
Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki 12 rumah adat dan merupakan tujuan wisata Alor yang telah ditata cukup baik. Masuk kawasan Takpala tidak dipungut retribusi sedikit pun.
Di Takpala bisa dijumpai kehidupan yang sangat bersahaja. Masyarakat menyandarkan kebutuhan sehari-hari pada hasil hutan, sehingga ketika berkunjung di siang hari, suasana kampung tampak sepi karena penduduknya pergi ke hutan mencari kebutuhan hidup.

Kampung Kemiren

Kampung Kemiren kini menjadi perhatian para pelancong. Tempat di mana Anda dapat menyaksikan langsung keseharian suku Using yang bersahaja lengkap dengan atribut adat dan budayanya yang masih lestari.

Sumber Viva News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung