Label

Tampilkan postingan dengan label Info Traveling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info Traveling. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 Februari 2016

Serunya Jalan-Jalan Sambil Ngulik Budaya Indonesia :))

Jalan-jalan! Siapa yang ga suka coba, kalau aku suka banget pastinya!
Tahun lalu, aku udah beberapa kali ikutan ngetrip sama Culture Trip ID! Lucu yah, kok Culture Trip sih?
Jadi, kalau jalan sama Culture Trip ID selain kita memanjakan diri melihat pemandangan alam yang asik, kita juga diajakin ngulik-ngulik berbagai budaya di daerah yang kita kunjungi.

Pas ke Bogor tahun lalu, diajakin muter-muter kota Bogor dan belajar gimana caranya pembuatan tahu, wayang golek, mainin alat musik gamelan, makan-makan di Taman Kencana dan ke pemandian air panas di kaki gunung kapur! Seru yang pasti! Ini beberapa keseruan trip to Buitenzorg with Culture Trip ID tahun lalu guys:


Mejeng dulu di Tourism Information Center Kota Bogor ~



Nah ini keseruan membuat dan mewarnai wayang golekmu sendiri!


Tapi seharian jalan-jalan di Bogor pasti kurang banget yaaa bisa explore Bogor, makanya pengen mengulik objek-objek yang lain lah ~

Nah, kebetulan Culture Trip ID to Bogor is come back this year!

DAAANNNNNNN YANG PENTING ADA SAYEMBARA BUAT DAPETIN TRIP GRATIS!!!

Buat yang mau ikutan trip nya atau mau ikutan sayembara nya add aja official line@ nya di @fen0158a. Dan follow Twitter sama Instagram nya biar tahu info terupdate :))

Ini buat preview aja sih, kalau udah add official line@ nya akan bisa ikut trip draw kaya gini:



Yaudah ya, aku sih mau ikutan Trip to Buitenzorg dengan objek budaya yang berbeda! Kalau kamu?




Jumat, 13 Maret 2015

Kontes Telusur Budaya Bersama Sobat Budaya Jakarta & Culture Trip ID



Halo muda-mudi Indonesia yang cinta Indonesia!

Dan yang pasti muda-mudi yang bersemangat untuk menjaga dan melestarikan budaya tradisi Indonesia!
Sobat Budaya Jakarta akan mengadakan kegiatan city trip explore Jakarta ke Kota Tua pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 :)
Meeting Point: Museum Wayang Jam 08.00 WIB.


Di Kota Tua kita akan mengunjungi Museum Wayang, Museum Fatahillah dan Museum Keramik. Dalam perjalanan menjelajah Jakarta ini, kalian para peserta akan ditantang untuk melakukan pendokumentasian objek budaya yang kalian temui. Baik di dalam museum maupun di luar museum.
Selain itu, juga kontes menulis cerita tentang perjalanan kalian menelusuri budaya di Jakarta.
Waktu kontes ini berlangsung selama 1 minggu! Jadi, ada banyak waktu untuk mengikuti kontes ini bukan?

Kontes Submit Data Budaya:
Submit data budaya akan dilakukan di Perpustakaan Digital Budaya Indonesia.
Tata cara sumbit data budaya bisa dilihat di sini.


Ketentuan Lomba Menulis Cerita Perjalanan "Telusur Budaya di Jakarta" :
1. Content cerita bebas, semenarik dan sekreatif mungkin
2. Format Judul cerita: "Judul (bebas) bersama @SobatBudayaJKT" #GSDB
3. Cerita ditulis dan dipublish di blog, bisa juga di publish di note facebook
4. Share tulisan kalian dengan format "Judul (bebas) bersama @SobatBudayaJKT" #GSDB
Dan cerita perjalanan kalian akan diunggah ke wesite Sobat Budaya Jakarta , Info Budaya dan tentunya di Website Culture Trip ID.

Sungguh menarik bukan?
Hadiahnya? Akan ada Topi "Gerakan Sejuta Data Budaya" dan Kaos "Gerakan Sejuta Data Budaya" :)
Kontes submit data budaya ditutup Minggu, 22 Maret 2015.
Pengumuman pemenang pada hari Selasa, 24 Maret 2015.

Good Luck!
More info:
Wulan | @S_Wulandarii
(whatsapp: 0813-8231-2206)
Id line: wulanndari

Selamat berpartisipasi :)

Rabu, 11 Maret 2015

Menjelajahi Tujuh Kampung Tradisonal Indonesia


Penjual Cinderamata di Kampung Naga

VIVA.co.id - Indonesia terdiri dari beberapa suku, bahasa, budaya dan kepercayaan. Semua itu bercampur dan berbaur menjadi sebuah kelompok di berbagai daerah. Perlu diingat semua keanekaragaman tersebut sebagai peninggalan nenek moyang tak tidak dapat dihilangkan begitu saja karena menjadi jati diri desa tersebut.

Temukan kebudayaan unik kampung tradisional di Indonesia dengan mengunjungi salah satu kampung tradisional di mana penduduknya masih mempertahankan kebudayaan aslinya.
Kampung tradisional tersebar di segala penjuru Indonesia dan menawarkan kesempatan untuk merasakan hal yang unik khas Indonesia, tempat di mana kepercayaan kuno dan masih mendominasi kehidupan sehari-hari.

Biasanya para penduduk setempat di kampung tradisional masih sering melakukan adat istiadat, melakukan ritual, kesenian serta masih mengenakan pakaian tradisional. Daya tarik utama kampung ini adalah kesempatan untuk melihat dan merasakan perbedaan budaya yang masih asli, bebas dari pengaruh modernisasi.
Mengunjungi kampung tradisional merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan menawarkan kesempatan langka untuk memeluk suasana perkampungan yang masih belum terjamah.

Kampung Naga

Perkampungan ini dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya dalam adat Sunda. Keadaan Kampung Naga masih sangat lestari. Masyarakatnya menolak intervensi dari pihak luar karena adanya ketakutan merusak kelestarian kampung tersebut.

Kampung ini berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan kota Garut dengan kota Tasikmalaya.

Letak geografis kampung ini di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga.

"Masyarakat Kampung Naga sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pengrajin. Hasil kerajinan mereka dijual kepada wisatawan yang berkunjung ke kampung naga. Adapun hasil kerajinannya seperti tas rajut, topi rotan, dan pernak-pernik khas kampung naga," ujar Billy salah seorang pengunjung Kampung Naga.

Kampung Adat Pulo

Kampung Adat Pulo merupakan perkampungan yang terdapat di dalam pulau di tengah kawasan Situ Cangkuang. Kampung Pulo ini sendiri terletak di Desa Cangkuang, Kampung Cijakar, kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Menurut cerita masyarakat, Kampung Pulo merupakan sebuah kampung kecil, yang terdiri dari enam bangunan rumah dan satu bangunan masjid. Menurut legenda, keberadaan Kampung Adat Pulo berkaitan dengan Embah Dalem Arif Muhammad, utusan dari kerajaan Mataram Islam yang ditugaskan untuk menyerang VOC di Batavia.

Kampung Bena

Ini merupakan salah satu perkampungan megalitikum yang terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, sekitar 19 kilo meter selatan Bajawa. Kampung yang terletak di puncak bukit dengan latar Gunung Inerie.

Kampung saat ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal.

Kampung Setu Babakan

Tidaklah sulit mencari sebuah tempat yang masih menjaga kelestarian budayanya. Pun tidak perlu pergi jauh ke luar kota. Cukup berkunjung ke daerah Srengseng, Jakarta Selatan.

Di daerah tersebut, terdapat kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.

Memasuki perkampungan betawi tersebut, hawa sejuk dan gemercik air danau membangkitkan rasa ingin tahu apa saja yang ditawarkan di tempat ini. Di tengah perjalanan ada sekumpulan pedagang menjajahkan makanan khas Betawi, seperti kerak telor, laksa, bir pletok, dan dodol Betawi. [Baca juga: Menilik Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan]

Kampung Cipta Gelar

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan kampung adat yang mempunyai ciri khas. Kampung ini juga memegang tradisi yang masih kuat oleh masyarakat setempat. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut masyarakat kasepuhan.

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama baru untuk Kampung Ciptarasa. Ciptagelar sendiri memiliki arti yaitu terbuka atau pasrah. Kepindahan Kampung Ciptarasa ke kampung Ciptagelar lebih disebabkan karena "perintah leluhur" yang disebut wangsit.

Kampung Takpala

Kampung tradisional Takpala terletak di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Perjalanan ke Takpala dari Bandar Udara Mali, Alor, bisa ditempuh dengan ojek sepeda motor.
Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki 12 rumah adat dan merupakan tujuan wisata Alor yang telah ditata cukup baik. Masuk kawasan Takpala tidak dipungut retribusi sedikit pun.
Di Takpala bisa dijumpai kehidupan yang sangat bersahaja. Masyarakat menyandarkan kebutuhan sehari-hari pada hasil hutan, sehingga ketika berkunjung di siang hari, suasana kampung tampak sepi karena penduduknya pergi ke hutan mencari kebutuhan hidup.

Kampung Kemiren

Kampung Kemiren kini menjadi perhatian para pelancong. Tempat di mana Anda dapat menyaksikan langsung keseharian suku Using yang bersahaja lengkap dengan atribut adat dan budayanya yang masih lestari.

Sumber Viva News

Kamis, 05 Maret 2015

Vihara Dhanagun, Kota Bogor Gelar Wayang Golek untuk Rayakan Cap Go Meh


Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat

WARTA KOTA, BOGOR - Pertunjukan wayang golek semalam suntuk turut memeriahkan rangkaian acara Pesta Rakyat Cap Go Meh 2015 yang akan digelar Kamis (5/3) di Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat.

Pagelaran wayang golek ditampilkan oleh Pusaka Medang Kamulang di bawah pimpinan Bejo Jaya Gumelar Mamat Putra, bertempat di panggung hiburan di Plaza Bogor, Jalan Surya Kencana, Rabu malam.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengapresiasi kegiatan Pesta Rakyat Cap Go Meh yang juga menampilkan kebudayan Sunda melalui pertunjukan wayang golek.
"Pesta Rakyat Cap Go Meh ini tidak hanya menampilkan atraksi kesenian Tionghoa, tetapi juga dipadukan dengan kesenian tradisional dan budaya Sunda," kata Shahlan.

Dikatakannya Pesta Rakyat Cap Go Meh 2015 diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke Kota Bogor sehingga menambah tingkat hunian hotel yang mengalami penurunan sejak adanya kebijakan larangan rapat di hotel oleh Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
"Memang industri hotel mengalami kelesuan karena peraturan tersebut, sehingga ada hotel yang harus merumahkan karyawannya akibat pendapatan yang menurun," katanya.

Namun, lanjut Shahlan, dengan diselenggarakannya Pesta Rakyat Cap Go Meh telah menjadi tradisi tahunan di Kota Bogor, dengan melibatkan para seniman serta sanggar kesenian yang ada di Kota Bogor.
"Seperti wayang golek ini digelar dua kali, malam ini dan besok malam (Kamis, red)," kata Shahlan.
Menurutnya pagelaran wayang golek dalam kegiatan akbar Cap Go Meh Street Festival ini menunjukkan bawah Kota Bogor masih kental dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang terdahulu.
Ia mengatakan masyarakat Bogor tidak melupakan apa yang telah diberikan para pendahulu, yang salah satunya adalah seni pewayangan.

"Wayang golek ini dalangnya dari Disbudpar, terdapat 12 dalang yang memang merupakan binaan Dinas Kebudayaan, untuk pementasan di Cap Go Meh didalangi oleh Dalang Ceceng," katanya.
Shahlan menambahkan, Pesta Rakyat Cap Go Meh selain menyuguhkan kesenian Wayang Golek juga akan mengenakan baju pangsi atau baju kampret yang setiap hari Rabu wajib digunakan oleh PNS di lingkungan pemerintah Kota Bogor sebagai bagian pelestarian budaya Sunda.

"Sekarang kita akan berkolaborasi budaya multikultur, sekaligus mengenalkan kebudayaan Sunda kepada masyarakat luas. Seluruh panitia Cap Go Meh akan mengenakan pakaian tradisional Sunda ini nantinya," kata dia. (Antara)

Sumber Warta Kota Tribunnews

Rabu, 04 Maret 2015

Mau Berwisata Budaya? Incar 5 Tempat Ini...


Warga melintas di depan Masjid Kasepuhan Cirebon, Rabu (6/7/2011). Masjid bersejarah ini dibangun seiring dengan didirikannya Keraton Kasepuhan Cirebon tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati.

KOMPAS.com - Indonesia tak sekadar pantai yang cantik dan laut biru. Semua orang tentu tahu beragamnya budaya di Indonesia. Sayangnya, tak banyak turis domestik yang berusaha menjelajahi sisi budaya dari destinasi di Indonesia yang dikunjungi.

Jadi, bagaimana jika inilah saatnya Anda mencoba berwisata budaya. Bingung memulai dari mana, coba mampir ke tempat-tempat ini saat berkunjung ke suatu destinasi wisata di Indonesia.

Tempat ibadah. Hampir di sebagian besar daerah di Indonesia mengalami proses akulturasi antara agama dan kepercayaan serta budaya setempat. Anda bisa mengunjungi tempat ibadah untuk mengenal lebih dalam proses akulturasi tersebut.

Ambil contoh Masjid Menara Kudus di Kudus, masjid menempati bangunan yang berdampingan dengan candi. Atau, di Bali beberapa gereja berbentuk gapura khas Bali.

Desa adat. Desa adat menjadi tempat yang tepat untuk mengenal lebih dalam budaya dan kehidupan penduduk setempat. Rumah-rumahnya pun masih berarsitektur tradisional. Pun pakaian sampai barang-barang yang dipakai sehari-hari.


Beginilah suasana Desa Adat Penglipuran, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, merupakan salah satu obyek wisata alam pedesaan andalan Bali. Desa ini memiliki keunikan, seperti keseragaman angkul-angkul (pintu masuk pekarangan rumah).

Berinteraksilah langsung dengan penduduk setempat untuk mengetahui secara langsung kehidupan mereka. Beberapa desa adat seperti Kampung Naga di Tasikmalaya, Kampung Tarung di Sumba Barat, Desa Terunyan di Bali, dan sebagainya.

Museum. Setiap provinsi memiliki museum budaya. Di dalam museum terdapat koleksi-koleksi yang memaparkan kebudayaan penduduk setempat. Koleksi yang dipajang memberikan informasi bagi pengunjung mulai dari tradisi lahir, kehidupan sehari-hari sampai kematian.

Beberapa provinsi memunculkan banyak koleksi suku-suku yang mendiami provinsi tersebut. Museum budaya seharusnya menjadi agenda pertama saat mengunjungi suatu destinasi. Sebab, museum ini ibarat peta wisata yang mengambarkan kehidupan suku yang menempati daerah tersebut.

Tempat Festival. Setiap daerah biasanya memiliki area khusus tempat penyelenggaraan suatu festival. Anda harus pintar-pintar mengetahui agenda suatu acara budaya.


Festival Danau Sentani di Papua.

Biasanya suatu festival diselenggarakan di alun-alun, lapangan luas, atau latar alam . Misalnya Festival Danau Sentani bertempat di Danau Sentani. Festival Pasola bertempat di lapangan luas di Sumba Barat.

Pusat kerajinan tangan dan sanggar. Datangi tempat-tempat pembuatan kerajinan tangan. Para pengrajin ini merupakan pewaris tradisi turun temurun. Tempat pembuatan kerajinan tangan yang umum ada di Indonesia adalah kerajinan tenun, batik, tanah liat, kayu, dan sebagainya.


Anak-anak berlatih menari di sanggar tari di Kampung Betawi Situ Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2013). Kampung Situ Babakan merupakan salah satu kampung betawi yang masih bertahan di Jakarta. Di kawasan yang juga menjadi obyek wisata budaya ini masih dapat ditemukan rumah adat betawi, pembuat dodol dan bir pletok.

Anda bisa belajar filosofi dari setiap kerajinan tangan yang dibuat. Mulai dari teknik sampai motif. Misalnya Desa Bonde di Majene, Sulawesi Barat, tempat pembuatan tenun Mandar. Atau, melihat kerajinan sasak di Desa Sasak, NTB.

Sanggar tari dan musik juga bisa menjadi tempat untuk mengenal kesenian tradisional setempat. Lebih baik lagi jika Anda ikut belajar tarian atau alat musik. Sebagai contoh adalah Saung Angklung Mang Udjo di Bandung.

Sumber KOMPAS






Selasa, 03 Maret 2015

Surga Tersembunyi Pantai Ora


Sumber Foto: http://eljohn.media/wp-content/uploads/2015/01/pantai-ora.jpg


“Kekaguman seolah melumpuhkan keinginan untuk mengungkapkan pujian. Hanya menikmati syukur atas keindahan surge tersembunyi Pantai Ora.” - Abdul Azis | Mutiara Biru, eds. 48.

Manusela
Pantai Ora berada di Maluku, tepatnya di Pulau Seram. Pantai ini dijuluki sebagai Maladewa-nya Indonesia. Tujuan pertama yang harus ditempuh adalah dermaga penyebrangan Tulehu dengan menempuh perjalanan 45 menit dari Bandara Pattimura. Transportasi yang termudah adalah menggunakan mobil sewaan yang ada di bandara. Dengan speedboat yang cukup nyaman, penyebrangan ke Pulau Seram memakan waktu 2 jam. Jadwal speedboat terpagi adalah pukul 09.00 WIT. Sesampai di Pulau Seram, perjalanan dilanjutkan dengan mobildan membelah hutan lindung Manusela.

Desa Saleman
Setelah melewati perjalanan darat di Pulau Seram. Kita akan berhenti di desa Saleman. Dari desa ini, kita bisa menggunakan perahu tingting dengan waktu tempuh perjalanan 15 menit menuju Ora Beach Resort. Berada di desa Saleman, kita bisa menikmati keindahan pesisir Pulau Seram dengan laut yang jernih. Kejernihan laut di pesisir desa Saleman membuat kita bisa menikmati keindahan taman laut yang menakjubkan dengan terumbu karang yang subur dan beragam ikan yang menawan.

Pantai Air Belanda
Selain berada di Ora Beach Resort, kita bisa mengunjungi pantai-pantai di sekitarnya, seperti pantai berpasir putih dengan pemandangan tropical, Pantai Air Belanda. Adalah sebuah tempat yang konon kabarnya, mata airnya ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda. Kegiatan lain yang bisa kita lakukan selain snorkeling dan menyelam adalah tracking di pesisir Pantai Ora. Jika kita ingin menyelam atau snorkeling, sangat disarankan untuk membawa peralatan sendiri karena di sana operator sewanya masih terbatas. Tak hanya itu, pilihlah tempat snorkeling yang bersih dari koral agar tidak menggangu habitat di dalamnya.

Ora Beach Resort
Tujuan selanjutnya adalah menuju satu-satunya penginapan yang ada di Pantai Ora. Penginapan ini bernama Ora Beach Resort yang merupakan resort di atas laut. Berada di antara tebing yang tinggi dan hamparan laut yang luas, Ora Beach Resort memberikan pilihan kamar darat, kamar gantung dan kamar di atas laut.

Desa Sawai
Desa Sawai terletak sekitar 15 menit dari Ora. Di sini, kita bisa menikmati pemandangan bawah lautnya dengan perahu. Di Sawai banyak terdapat homestay dengan pemandangan hamparan laut lepas dan tebing-tebing tinggi yang tertutup tanaman berwarna hijau. Tempat penginapan ini biasanya menjadi rujukan para turis yang menghabiskan waktu berminggu-minggu di pesisir Pantai Ora. Di desa ini juga masih hidup beberapa hewan langka asli Maluku seperti nuri kepala hitam, burung kakatua serang, rangkong dan bayan.

Rabu, 25 Februari 2015

Tarik Minat, Perbanyak Wisata Budaya


POTENSI: Dalam menarik wisatawan asing, perlu mengembangkan wisata berbasis budaya. Salah satunya pengembangan kampung-kampung wisata yang mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.

JOGJA – Dibandingkan dengan Bali, lama tinggal wisatawan asing di DIJ masih sangat rendah. Ini disebabkan masih minimnya objek wisata Jogjakarta yang ber-basis budaya. Hal tersebut disam-paikan oleh pengurus ASITA DIJ Sisca Diwati ditemui Radar Jogja, Selasa (24/2).”Jogjakarta masih banyak ber-gantung pada Borobudur dan Prambanan. Belum banyak men-jual daerah wisata yang benar-benar menggambarkan identitas Jogjakarta,” kata Sisca.

Dia mengatakan, dibandingkan Bali, Jogjakarta masih kekurangan destinasi wisata berbasis budaya. Selain bertumpu pada Borobudur dan Prambanan, pariwisata Jog-jakarta hanya mengandalkan objek wisata seperti Keraton Jogja, Taman Sari, Lava Tour dan Kota Gede.Namun sayangnya, ikon wisata tersebut belum dikemas secara maksimal sehingga belum mampu menarik wisatawan untuk tinggal lebih lama. Karena bila diban-dingkan dengan negara tetangga seperti Thailand yang mengede-pankan wisata spiritual, Jogjakarta masih jauh tertinggal.

Disamping itu, jelas Sisca, pe-merintah daerah juga harus men-dukung objek wisata baru berbasis budaya yang banyak dikembang-kan oleh masyarakat. Pengem-bangan kampung-kampung wi-sata harus benar-benar mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah.Salah satu dukungan yang dapat diberikan oleh pemerintah ialah dengan segera membangun ban-dara internasional yang rencana-nya akan dibangun di Kulon-progo. Menurutnya, selama ini destinasi penerbangan dari Ban-dara Adisutjipto masih sangat terbatas.

Berbeda dengan ban-dara di Bali yang sudah melayani berbagai destinasi keberbagai negara tujuan.Banyak bergelut di travel agen, dia menyebut, wisatawan asing menginginkan tempat-tempat yang benar-benar eksotis dan kental kultur budaya suatau dae-rah. Sebab wisatawan asing mela-kukan perjalanan wisata, bertu-juan mencari sesuatu yang benar-benar berbeda dari tempat asal-nya. ”Jadi bukan hanya menjual hotel saja. Harusnya objek wisa-tanya yang lebih dikedepankan,” jelasnya. (bhn/ila/ong)

Sumber: Radar Jogja

Selasa, 17 Februari 2015

Apa itu Wisata Budaya?



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Wisata Budaya memiliki arti bepergian bersama-sama dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan setempat. Beberapa contoh wisata budaya meliputi upacara adat, seni pertunjukan adat, ritual - ritual, peninggalan nenek moyang dan lain sebagainya.

Jadi Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya.

Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan, antara lain:

1. Bahasa (language)
2. Masyarakat (traditions)
3. Kerajinan tangan (handicraft)
4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits)
5. Musik dan kesenian (art and music)
6. Sejarah suatu tempat (history of the region)
7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology)
8. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan
9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area)
10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes)
11. Sistem pendidikan (educational system)
12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities)

Sumber:
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_berbasis_budaya

Senin, 16 Februari 2015

Meriahnya Imlek Nusantara di Solo



Acara tahunan dalam menyambut Tahun Baru Imlek itu dinilai potensial mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara. Menteri Pariwisata, Arif Yahya mengatakan, Grebeg Sudiro bisa dipromosikan untuk menarik wisatawan lokal maupun asing untuk datang ke Kota Solo. Karena itu, pihaknya akan mengucurkan bantuan anggaran untuk penyelenggaraan tahunan itu. “Saya akan kucurkan bantuan agar acara lebih baik dan semakin menarik,” ucapnya, kemarin.

Dalam gelaran grebeg kemarin, ribuan orang antusias meramaikan Kirab Budaya Grebeg Sudiro yang digelar di kompleks Pasar Gede Solo. Berbagai kesenian khas China dikirab dalam acara tahunan tersebut, seperti barongsai dan liong. Tidak hanya itu, ribuan kue ranjang hasil produksi dari warga Kelurahan Sudiroprajan juga dikirab dan kemudian dibagikan kepada warga sekitar.

Selain budaya dan makanan khas China, kirab juga disemarakkan dengan budaya asli Indonesia, seperti tari-tarian dan Reog Ponorogo. Para pedagang di Pasar Gede tak mau ketinggalan berpartisipasi. Mereka menyertakan gunungan berisi buah-buahan. Peraduan dua kesenian berbeda ini menunjukkan akulturasi budaya yang baik di Solo.

Selama bertahuntahun, warga etnis Tionghoa hidup berdampingan dengan warga lokal. Lurah Sudiroprajan, Dalima mengatakan, Grebeg Sudiro merupakan rangkaian acara yang digelar dalam menyambut Tahun Baru Imlek yang jatuh pada 19 Februari mendatang. Ini merupakan acara tahunan karena di kampung ini sebagian besar warganya keturunan etnis Tionghoa.

“Rute Kirab Budaya ini dimulai dari Pasar Gede-Jalan Jenderal Sudirman dan berakhir di Jalan Urip Sumoharjo,” ucapnya. Pihaknya berharap dengan digelarnya kirab budaya tersebut hubungan antara masyarakat Tionghoa dan pribumi akan terus terjalin baik.

Dengan kata lain, masyarakat bisa mengimplementasikan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Panitia juga menggelar festival perahu hias di Kali Pepe, pesta kembang api.

Sumber: http://www.koran-sindo.com/read/964865/151/kementerian-pariwisata-bakal-garap-grebeg-sudiro-1424055944

Tarian Khas Cirebon dan Tionghoa Bertemu di Panggung Budaya Sunyaragi


Tari Tangan Seribu
Sumber Foto: http://jabar.tribunnews.com/foto/bank/images/tari-tangan-seribu-di-semarak-sunyaragi-2015-cirebon.jpg

Panggung budaya Sunyaragi di Kompleks Taman Air Gua Sunyaragi menjadi saksi bertemunya tarian khas Cirebon dengan Tionghoa. Dibalut dalam acara bertajuk Semarak Sunyaragi 2015, tarian tersebut cukup memuaskan masyarakat Cirebon.

Ada beragam seni tari asal Cirebon dan Tionghoa yang ditampilkan, antara lain tari topeng panji, tari tangan seribu, atraksi barongsai, tari berokan, genjring rudat sidapurna, dan pertunjukan musik keroncong. Sejumlah seniman Cirebon pun ambil bagian dalam acara tersebut.

Tari topeng panji menjadi tari pembuka dalam acara hasil kerjasama Kasultanan Kasepuhan Cirebon dengan Kementerian Pariwisata ini. Tarian yang menggambarkan sosok manusia yang lemah lembut, itu dibawakan oleh seorang pria ditemani empat penari pendamping.

Gerakan tarinya sangat lembut, halus, bahkan lebih banyak diam. Sayang, banyak penonton kurang begitu tertarik terhadap tari topeng panji.

Lain lagi dengan tari tangan seribu. Tarian khas Tionghoa, ini mendapat sambutan sangat meriah dari penonton. Tepuk tangan pun terus menggema sepanjang tarian tersebut ditampilkan di atas panggung.
Tak hanya puas, penonton juga kagum terhadap 12 penari yang berhasil membawakan gerakan tari tangan seribu dengan sempurna. Apalagi, tarian tersebut juga dibikin beberapa formasi.

Sultan Sepuh XIV Kasultanan Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat mengatakan, Semarak Sunyaragi 2015 digelar dalam rangka menggaet wisatawan berkunjung ke Cirebon. "Bagaimana Gua Sunyaragi sebagai situs sejarah bisa dimanfaatkan untuk mengangkat kebudayaan dan pariwisata Cirebon,".
Menurut dia, sengaja mengetengahkan tarian tradisional Cirebon dan Tionghoa karena Cirebon tak bisa lepas dari keberadaan masyarakat Tionghoa. "Arsitektur Gua Sunyaragi juga ada sentuhan Tionghoa," ujarnya.

Sumber: http://jabar.tribunnews.com/2015/02/15/tarian-khas-cirebon-dan-tionghoa-bertemu-di-panggung-budaya-sunyaragi

Jumat, 13 Februari 2015

Wisata Sawah dan Wisata Candi Batu Jiwa di Jawa Barat


Sumber: http://assets.kompas.com/data/photo/2014/12/23/1506403subakk780x390.jpg

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menjadikan kawasan utara Jawa Barat menjadi tempat wisata sawah yang digabungkan dengan obyek wisata Candi Batu Jiwa di Kabupaten Karawang.

Objek wisata ini akan menjadi sangat unik dan belum ada di mana pun seperti yang diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Rencana pengembangan wisata sawah ini merupakan bagian dari pengembangan wilayah utara dan selatan Jawa Barat.

Sumber: http://travel.kompas.com/read/2015/02/12/120400627/Wisata.Sawah.Akan.Hadir.di.Utara.Jabar?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Permainan Tradisional Masangin di Alun-alun Selatan Yogyakarta




Aturan permainan masangin cukup mudah, pengunjung diwajibkan menutup mata dan mencoba lewat di tengah-tengah dua pohon beringin yang ada di tengah Alun-alun selatan.

Meski terlihat mudah, tak jarang orang gagal melakukannya dan melenceng jauh dari bagian tengah pohon beringin.
Mitosnya, orang yang bisa melewati bagian tengah kedua beringin akan terkabul keinginannya. Konon, masyarakat juga percaya bahwa di antara kedua pohon beringin tersebut telah terdapat rajah untuk menolak bala.

Pengunjung yang bisa melewati kedua beringin dengan mata tertutup dianggap bisa menolak rajah tersebut.

Sumber: http://www.tribunnews.com/video/2015/02/13/newsvideo-permainan-tradisional-masangin-di-alun-alun-selatan-yogyakarta

Tempat Wisata Yang Wajib Dikunjungi di Jogja


Sumber Foto: http://www.kabarmaya.com/wp-content/uploads/2015/02/jogjakarta.jpg

Yogyakarta terkenal dengan kebudayaan Jawa yang masih sangat kental. Tak heran jika Yogyakarta menjadi ikon pariwisata di daerah pulau Jawa yang cukup populer. Karena wilayahnya tegolong cukup luas, destinasi wisata yang ditawarkan pun semakin banyak. Jangan sampai ketika hendak berlibur di daerah istimewa ini, Anda bingung menentukan tujuan wisata Anda.

Untuk yang ingin berwisata di Yogjakarta, berikut adalah beberapa destinasi wisata yang disarankan langsung oleh pribumi Yogjakarta. Jangan ketinggalan momen-momen indah di tempat ini yaa..

1. Wisata Candi.
Siapa yang tak kenal candi yang merupakan situs 7 keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia, iya itu adalah candi Borobudur. Situs sejarah ini patut Anda kunjungi. Ketika berada disana, rasakan kemegahannya, seakan tidak percaya bahwa bagunan raksasa itu benar-benar ada. Selain itu ada juga candi Prambanan, meski tak sebesar Borobudur candi ini juga manarik untuk dijadikan tujuan wisata Anda. Ada beberapa candi kecil lainnya, misalnya candi Mendut, candi Ratu Boko dan candi Ijo yang bisa dikunjungi di beberapa tempat yang berbeda.

2. Wisata Pantai.
Selain candi, di Yogyakarta juga terkenal dengan keindahan pantainya, khususnya di pantai-pantai daerah Gunung Kidul. Gunung Kidul adalah salah satu kabupaten yang terletak di Yogyakarta. Anda dapat mengunjungi pantai Drini dan pantai Ngrenehan. Namun demikian hati-hati jika ingin berenang di pantai selatan pulau Jawa ini, karena pantai-pantai yang ombaknya lumayan berarus ini tidak disarankan wisatawan untuk berenang disana.

3. Wisata Pendakian.
Yogyakarta juga mempunyai beberapa gunung yang bisa didaki. Bagi Anda yang berjiwa adventure, Anda bisa mendaki gunung Gunung Api Purba atau Gunung Nglanggeran. Anda dapat menikmati sunset yang indah di sore hari ketika berada di puncaknya. Ada pula Gunung Merapi, namun khusus gunung ini sudah disediakan fasilitas seperti meniki jeep untuk mencapai puncak.

4. Alun-alun Selatan.
Jika hendak mengunjungi alun-alun selatan kota Yogyakarta, sebaiknya Anda mengunjunginya pada malam hari. Pemandangan kelap kerlip lampu di malam hari akan lebih memanjakan mata Anda dengan sedikit ‘mengintip’ mitos tentang pohon beringin kembar yang berada di tengah alun-alun. Disini banyak disediakan mobil-mobil cantik yang dihias sedemikian rupa untuk disewakan bagi pengguna gowes.

5. Taman Sari.
Sempatkan jalan-jalan Anda berhenti di kompleks Taman Sari. Kompleks ini terdiri dari beberapa bangunan, kolam pemandian, kanal air, dan terowongan-terowongan. Arsitektur bangunan di Taman Sari sungguh akan membuat Anda terkagum-kagum. Disini sangat mengasikkan sekali untuk destinasi wisata Yogyakarta.

6. Wisata Museuum Ullen Sentalu.
Museum seni dan budaya Jawa Ullen Sentalu disebut-sebut sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia oleh beberapa media di Indonesia. Museum yang terletak di kawasan wisata Kaliurang berfokus pada warisan budaya Jawa yang bersifat tidak berwujud/intangible. Museum ini selalu menugaskan pemandu untuk pengunjung museum, biasanya pengunjung dikelompokkan maksimal 25 orang, agar edukasi lebih maksimal.

7. Tempat Kuliner Khas Yogyakarta.
Tidak lengkap jika plesir tanpa merasakan kuliner khas daerah wisata tersebut. Salah satu makanan khas Yogyakarta adalah gudeg. Sayur yang identik dengan rasa manis ini bisa Anda temukan di setiap warung pinggir jalan. Selain itu ada pula nasi brongkos, oseng mercon dan sate klatak adalah beberapa di antaranya.

Sumber: http://www.kabarmaya.com/139483-daftar-tempat-wisata-yogyakarta-yang-wajib-dikunjungi.html

Pengunjung