Kamis, 12 Februari 2015

Sejarah Jakarta

Sumber Foto: http://indonesia.travel/media/images/upload/image/14_%20DKI%20Jakarta%20Province.jpg

Batavia dan Betawi
Asal mulanya keberadaan orang Betawi dibentuk oleh Husni Tamrin Samratulangi yang terdiri dari berbagai etnis di Nusantara yang bermukim di Batavia termasuk orang Tiongkok (China), Arab, India, Portugis dan negara-negara lain pada tahun 1920-an dengan nama Komunitas Batavia, namun bergeser namanya menjadi kaum Betawi. Jadi kaum Betawi/etnis Betawi ini merupakan campuran dari berbagai etnis di nusantara dan orang asing tersebut, sehingga budaya dan bahasanya juga merupakan perpaduan dan percampuran dari etnis-etnis tersebut.
Penduduk Batavia disebut "Batavianen", kemudian dikenal sebagai suku "Betawi", terdiri dari keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.

Sejarah (Nama) Jakarta
Nama Jakarta dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527.
Nama Jayakarta biasaya diterjemahkan sebagai “kota kemenangan” atau “kota kejayaan”, namun sejatinya artinya adalah “kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha.”

Sunda Kelapa (397-1527)
Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda yang bernama Sunda Kelapa, berlokasi di muara Sungai Ciliwung. Sunda Kelapa merupakan pelabuhan terpenting Kerajaan Sunda.
Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang sibuk, sejak abad ke-12 kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan dan Timur Tengah berlabuh membawa barang dagangan mereka untuk ditukar dengan rempah-rempah.

Jayakarta (1527-1619)
Bangsa Portugis merupakan Bangsa Eropa pertama yang datang ke Jakarta. Pada abad ke-16, Raja Sunda, Surawisesa, meminta bantuan Portugis yang ada di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Cirebon yang akan memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Namun, sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang dibantu Demak (di bawah pimpinan Fatahillah) langsung menyerang pelabuhan tersebut. Pendudukan pelabuhan Sunda Kalapa oleh Fatahillah terjadi pada tanggal 22 Juni 1527. Fatahillah mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta yang berarti “kota kemenangan”. Dan tanggal 22 Juni ditetapkan sebagai hari jadi Jakarta.

Batavia (1619-1942)
Orang Belanda datang ke Jakarta sekitar abad ke-16. Pada tahun 1619, VOC dipimpin oleh JP. Coen menduduki Jayakarta setelah mengalahkan Kasultanan Banten, kemudian mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia. Belanda membangun kota Batavia dengan mendatangkan budak-budak dari Bali, Sulawesi, Maluku, Tiongkok dan India sebagai pekerja. Sebagian orang berpendapat bahwa mereka lah yang kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan suku Betawi. Pada saat kolonialisasi Belanda, Batavia hanya mencakup daerah yang saat ini dikenal sebagai Kota Tua di Jakarta Utara.

Jakarta Toko Betsu Shi (1942-1945)
Pendudukan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti nama Batavia menjadi Djakarta untuk menarik hati penduduk pada Perang Dunia II. Pendudukan Jepang berakhir pada tahun 1945, ketika bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan dan melangsungkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur.

Jakarta (1945 – sekarang)
Sebelum tahun 1959, Djakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status kota Djakarta berubah dari kotapraja (di bawah walikota) menjadi daerah tingkat I/Dati I (di bawah gubernur). Dan pada tahun 1961, status Jakarta berubah menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) di bawah pimpinan gubernur.

Dari berbagai sumber

Oleh: Wulan | @S_Wulandarii

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengunjung